21 Februari 2012. KSK Mengajar berawal dari kegiatan mengajar di pantai Drini bersama anak-anak Gadjah Mada Mengajar dan Mr. Parvez Alam. Pada awalnya tidak ada program khusus yang dimiliki KSK untuk terjun ke dunia mengajar khususnya anak-anak, tetapi karena ada tawaran dan terbersit ide untuk mengenalkan kelautan kepada masyarakat dan dimulai sejak anak-anak, akhirnya kegiatan KSK Mengajar ini menjadi rutin setiap ada tawaran mengajar. Semoga di kepengurusan berikutnya kegiatan ini menjadi program kerja aktif.
Sanggar Anak Alam atau biasa disebut Salam merupakan sekolah alam nonformal seperti layaknya homeschooling. Sekolah ini berbentuk non-profit organization yang selain menerima anak normal juga menerima anak-anak tidak mampu, dan anak-anak dengan kelainan mental. Salam didirikan sejak 17 Oktober 1988 yang berawal di Banjarnegara, Jawa Tengah. Latar belakang didirikannya sekolah ini adalah banyaknya anak yang putus sekolah, dan belum bisa membaca dan menulis. Pada awal didirikannya sekolah ini, bentuknya adalah kelompok bermain, tetapi sekarang sudah berbentuk sekolah non-formal yang memiliki kurikulum sendiri dan ujian kesetaraan.
Uniknya dari Salam ini adalah tentor yang mengajar disana bukanlah guru, tetapi disebut fasilitator. Murid yang belajar disana juga tidak terpaku dengan kurikulum depdiknas, mereka lebih banyak belajar mengenai praktek-praktek sains, kesenian, olahraga, dan lingkungan. Lokasi belajarnya pun tidak melulu di dalam kelas, bisa di lapangan, di sawah, di kebun, tergantung pada kemauan si anak. Metode pengajarannya pun sangat memperhatikan kondisi psikologis anak, tidak ada sikap kasar yang kerap kali dilakukan oleh guru di sekolah umum.
Sanggar Anak Alam yang bertempat di daerah Nitiprayan, Bantul. Bangunan nya berada di tengah pinggiran sawah, sehingga saat tim KSK Mengajar datang kesana, kami berjalan melalui pematang sawah. Tempatnya sangat bagus untuk tempat pembelajaran anak-anak, jauh dari keramaian dan jauh dari polusi. Di sekolah ini diterapkan dua bahasa wajib pada hari tertentu, pada hari senin diwajibkan menggunakan bahasa jawa, dan hari kamis diwajibkan menggunakan bahasa inggris. “Hal ini bertujuan agar anak-anak tetap melestarikan bahasa daerah mereka” ujar Bu Widi yang menjadi salah satu fasilitator di Salam. Selain belajar, kegiatan yang diadakan Salam sangat banyak, mereka kerap kali mengadakan peringatan, seperti peringatan hari bumi, pentas seni, dan pemutaran film.
Tim KSK Mengajar membahas materi tentang kelautan, pengenalan biota laut di slide, penyuluhan penjagaan lingkungan laut, pengenalan biota laut dengan fresh sample, dan menonton film dokumenter kelautan KSK. Pengenalan dilakukan dalam bentuk komunikasi 2 arah, yaitu diskusi dan menjawab pertanyaan di depan, dengan imbalan hadiah berupa gantungan kunci biota laut. Kegiatan ini diikuti oleh murid SD-SMP kelas 1, 2, 3, 4, 5, dan 7. Murid-murid disana sangat antusias dengan biota laut yang kami kenalkan. There will always be a memorable moment when you get some interaction with lovely children. Bunch of thanks to Sanggar Anak Alam.
Semoga menjadi amal jariyah, maju terus pendidikan Indonesia, Jales Viva Jaya KSK.