Sejumlah 67 tim peneliti dari berbagai negara mempublikasikan hasil dari penelitian dalam The First International Conference of the Asia-Pasific Society for Agricultural and Food Ethics dengan tema “Food Safety and Security for the Twenty-first Century”. Konferensi yang berlangsung pada tanggal 28-30 November 2013 ini diselenggarakan oleh European Society for Agricultural and Food Ethics (EurSAFE) dan Asia-Pacific Society for Agricultural and Food Ethics(APSAFE) bertempat di Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand. Pada kesempatan ini, KSK Biogama diwakili oleh Immanuel Sanka, Ni Wayan Erly Sintya Dewi, Riswi Haryatfrehni, Afra Meilianda, dan Rahadyan Aulia mempersentasikan hasil penelitian dengan judul Preliminary Study of Squid Ink (Loligo sp.).Publikasi penelitian ini dilakukan dengan presentasi oral di kategori Environmental Aspects, Sustainability and Contextual Issues : Safety and Values.“Seafood cumi memang cukup digemari, tapi tim kami melihat keunikan tersendiri pada cumi. Cumi menghasilkan tinta yang setelah kami teliti ternyata memiliki potensi sebagai anti-bakteri dan anti-kanker, namun sayangnya hal ini masih belum banyak diketahui masyarakat umum”, kata Sanka.Tim tinta cumi merupakan salah satu tim Fakultas Biologi UGM yang lolos dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa tahun 2013, tim ini berhasil melihat indikasi tidak toksiknya tinta cumi hingga taraf sel (pada makrofag mencit).
Sebelum mengikuti konferensi tersebut, tim tinta cumi juga diundang oleh Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Thailand (Permitha) untuk mengikuti International Symposium of Overseas Indonesian Student Association Alliance (IS-OISAA) 2013 dengan tema “Peran Pelajar Indonesia Dalam Membangun Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Simposium ini berlangsung pada tanggal 26-28 November 2013 dan bertempat di Thammasat University, Bangkok, Thailand. Acara ini dihadiri oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dari 25 negara, perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari 20 universitas di Indonesia, dan mahasiswa dari Thammasat University. Simposium ini bertujuan untuk mengenalkan dan menumbuhkan pemahaman mengenai ASEAN Community 2015 dalam bidang pendidikan dan penelitian, ekonomi, politik, sosial dan budaya.
“Dengan adanya ASEAN Community, kehidupan pendidikan dan penelitian, ekonomi, politik, sosial dan budaya di kawasan ini menyatu dan terbuka. Memang akan ada banyak sisi positifnya, namun kita juga harus waspada sisi negatifnya. Misalnya akan semakin banyak pengangguran di Indonesia karena pekerja dari negara ASEAN lain mudah masuk perusahaan di Indonesia, atau semakin maraknya Biopiracy karena dengan mudahnya peneliti luar masuk ke Indonesia dan mengambil kekayaan hayati negara kita. Bila kita tidak siap, maka negara kita akan semakin mundur dan tergerus disemua aspek yang telah disebutkan diawal.”, kata Rahadyan.
Kegiatan simposium ini diisi dengan diskusi panel bersama beberapa tokoh publik dari Indonesia seperti Djoko Suyanto (Menko Polhukam), Roy Suryo (Menpora), Dr. Rizal Ramli, dan Dr. Anis Baswedan. Selain itu, simposium ini juga diisi dengan sidang tahunan PPI dunia, dan pembahasan berbagai kegiatan PPI dalam berkontribusi untuk bangsa. (IS/RA)