Ekspedisi Satu Nyali merupakan salah satu kegiatan besar Kelompok Studi Kelautan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (KSK Biogama) yang dilaksanakan dua tahun sekali. Ekspedisi Sulawesi Tenggara KSK Biogama 2017 merupakan ekspedisi kelima setelah sebelumnya dilaksanakan di Karimunjawa dan Lombok Barat. Ekspedisi kali ini berlokasi di Pulau Wangi-Wangi, kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Ekspedisi Sulawesi Tenggara ini bertemakan “Explore, Learn, and Discover” Tujuan dari ekspedisi sendiri yaitu untuk eksplorasi dan konservasi kelautan yang berkelanjutan.
Ekspedisi yang diketuai Citra Septiani angkatan Diksar XV (DXV) sebagai koordinator panitia dan Marwandhana Letto (DXV) sebagai Koordinator lapangan dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2016 hingga 12 Januari 2017. Pada tanggal 22 Desember, Tim Ekspedisi mengadakan agenda Gelar Pasukan untuk memantapkan persiapan menjelang ekspedisi. Persiapan yang dilakukan adalah melengkapi dan mengecek kembali peralatan masing-masing Kelas Keilmuan yang akan digunakan untuk penelitian. Pada agenda ini juga dilakukan pelepasan secara simbolis Tim Ekspedisi 1 Nyali oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc. serta Drs. Trijoko, M.Si. selaku pembina KSK Biogama. Tiga hari setelahnya, yaitu tanggal 25 Desember 2016, 4 orang tim pendahulu (Nur Rachman, Fikrie Maulana Ramadhan, Ferinta Rahmayanti, dan Afifah) bertolak ke Wakatobi. Tim Ekspedisi 1 Nyali yang berjumlah 29 anggota (termasuk 4 orang tim pendahulu) berangkat menggunakan transportasi bus ke pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dilanjutkan perjalanan menggunakan kapal menuju Wakatobi. Perjalanan dilakukan dari tanggal 27 Desember sampai tanggal 31 Desember 2016. Tim Ekspedisi 1 Nyali tiba di Wakatobi pada tanggal 31 Desember pagi hari dan disambut oleh tim pendahulu serta mitra KSK dari Kampus Konservasi Kelautan STP Wakatobi.
Kegiatan pertama ekspedisi setelah sampai di Wakatobi yaitu survey oleh perwakilan kelima tim penelitian (tim penelitian Algae dan Lamun, Crustacea, Echinodermata, Mollusca, serta Pisces dan Coral). Selanjutnya, kegiatan penelitian dilakukan dari tanggal 1 Januari 2017. Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian mengenai ekosistem dan biodiversitas laut di Pantai Liya, Soumbu, Waha, Wailumu, dan Patuno yang dilakukan selama 4 hari yaitu tanggal 1, 2, 4, dan 6 Januari. Selain penelitian, adapun tim penelitian Pisces dan Coral melakukan sharing dan diskusi tentang mengestimasi besar ikan yang dibutuhkan untuk metode pengamatan ikan bersama Pak Putu (Urusan Keanekaragaman Hayati) dari Balai Taman Nasional Wakatobi.
Agenda ekspedisi disamping penelitian yaitu kunjungan ke Loka Rekayasa Kelautan yang bertujuan untuk memperluas wawasan mengenai dunia kerja di bidang kelautan. Selain itu tim mengadakan kegiatan short course mengenai cetacean dan terumbu karang yang dibawakan oleh Bapak Putu Suastawa (Taman Nasional Wakatobi) dan ekowisata desa oleh Bapak Saharudin (WWF Wakatobi) pada tanggal 3 Januari. Selanjutnya, pada tanggal 5 Januari, Tim Ekspedisi menyambung rasa ke SD MIS Mola, Kampung Bajo, Wanci, Wakatobi. Acara ini disebut sebagai Ekspedisi Berbagi. Tim Ekspedisi 1 Nyali memberikan edukasi interaktif persuasif terkait kelautan dan kesehatan lingkungan, pentingnya menjaga laut dan tidak membuang sampah di laut serta menyulut antusias anak-anak Kampung Bajo dalam lomba menghias tong sampah. Kegiatan terakhir yaitu tim melakukan pendekatan kepada masyarakat suku Bajo Wakatobi dalam rangka mengenal lebih dekat mengenai masyarakat pesisir.
Selama 8 hari di tanah Wakatobi, Tim Ekspedisi 1 Nyali menginap di Asrama Kampus Konservasi Sekolah Tinggi Perikanan Pulau Wangi-Wangi dan selalu dibimbing serta dibantu oleh rekan-rekan dari Asrama Kampus Konservasi yakni Mbak Mega dan Mas Yasin. Kelancaran kegiatan ekspedisi tak lupa berkat bantuan dari mitra-mitra yaitu Pemerintah Kabupaten Wakatobi, Dinas Perikanan dan Kelautan, Taman Nasional Wakatobi, Dinas Pariwisata, Loka Rekayasa Kelautan, MIS Mola Selatan, Waha Tourism Community (WTC), dan World Wide Fund (WWF-Wakatobi), khususnya kepada Bapak Sugiyanta sebagai project leader WWF Wakatobi yang juga alumni Fakultas Biologi UGM, atas bantuan beliau selama persiapan ekspedisi sejak Januari 2016 yang lalu.
Pada akhirnya, kegitan ekspedisi ini diharapkan dapat membawa manfaat yang besar bagi KSK Biogama, yaitu mendapatkan data mengenai biodiversitas laut Pulau Wangi-Wangi Wakatobi, mempererat kekeluargaan sesama tim dan dapat menjadi aksi nyata peneliti muda dalam rangka eksplorasi dan konservasi kelautan yang berkelanjutan. Semoga KSK Biogama dapat terus melakukan ekspedisi di pulau-pulau Nusantara yang lain dan dapat terus berkontribusi bagi kemajuan kelautan Indonesia.
EKSPEDISI? SATU NYALI!!!