MICROSD#2 2017: Tol Laut: Penyelenggaraan Kebijakan Tol Laut Bagi Kejayaan Kemaritiman Indonesia

MICROSD#2 2017: Tol Laut: Penyelenggaraan Kebijakan Tol Laut Bagi Kejayaan Kemaritiman Indonesia

3 Mei 2017  telah dilaksanakan MicroSd#2 dengan mengangkat tema “TOL LAUT: PENYELENGGARAAN KEBIJAKAN TOL LAUT BAGI KEJAYAAN KEMARITIMAN INDONESIA”. Acara MicroSd#2 kali ini mengadirkan pembicara dari ASEAN Studies Center UGM bernama Dedi Dinarto, S.I.P.. Banyak hal yang dibahas dalam diskusi interaktif kali ini, mulai dari pengertian dari TOL LAUT dan gambaran – gambaran umum tentang TOL LAUT, alasan mengapa perlu diadakannya kebijakan TOL LAUT di Indonesia, manfaat dan keuntungan adanya TOL LAUT bagi kesejahteraan rakyat dan kejayaan kemaritiman di Indonesia, kekurangan /  dampak negatif  adanya TOL LAUT, hambatan – hambatan dalam proses penyelenggaraan TOL LAUT serta bagaimana perkembangan TOL LAUT di masa depan. Kegiatan diskusi berjalan lancar, sangat interaktif dan seru. Hal ini ditandai dengan antusiasme peserta yang bertanya ketika dibuka sesi tanya jawab.

Dari acara MicroSd#2 didapatkan hasil diskusi bahwa tol laut bukanlah jalan tol yang ada di atas laut melainkan lalu-lintas kapal-kapal besar pengangkut logistik yang bebas hambatan. Tujuannya yaitu untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia dengan menambah jalur lalu-lintas kapal baru agar distribusi barang antar pulau relatif mudah dan tidak terhambat. Beberapa manfaat dari pengadaan kebijakan tol laut ini adalah dapat menurunkan harga barang terutama di daerah dan pulau terpencil yang jauh dari pusat produksi barang. Dengan mudahnya dalam mendapatkan barang logistik baik berupa material bangunan maupun barang sembako diharapkan kesejahteraan masyarakat dan kemerataan pembangunan dan segera tercapai. Namun dibalik dari semua keuntungan tersebut pastilah ada yang namanya kerugian dan dampak negatifnya karena sesuatu yang baik itu tidak selamanya baik. Beberapa dampak negatif dari penyelenggaraan kebijakan tol laut ini adalah ekosistem laut sekitar pelabuhan akan rusak, hal ini karena dengan adanya tol laut maka sudah pasti akan dibangun pelabuhan – pelabuhan baru otomatis para nelayan dengan perahu kecil harus melaut lebih jauh lagi menuju tengah laut untuk mendapatkan ikan, padahal ombak di laut sekarang ini sangat besar, yang tentunya dapat mengancam keselamatan nelayan itu sendiri. Selain itu akibat semakin mudahnya barang keluar masuk kesuatu daerah maka kemungkinan masuknya barang-barang ilegal dan terlarang seperti narkoba serta imigran gelap semakin mudah. Oleh karenanya dengan pengadaan tol laut ini juga harus diimbangi dengan pengadaan kebijakan sistem pertahanan yang kuat juga. Dengan tujuan agar kemungkinan-keungkinan terburuk dari pengadaan TOL Laut ini dapat dikurangi. Dalam peningkatan sistem pertahanan ini jangan hanya dilakukan oleh aparat keamanan negara saja tetap juga diperlukan kerjasama dan kesadaran masyarakat agar keamanan, ketentraman, kedamaian serta kesejahteraan dalam masyarakat dapat benar-benar tercapai. Pengadaan kebijakan Tol Laut pada masa kepemimpinan Pak Jokowi ini, Pak Jokowi ingin mengubah paradigma masyarakat tentang laut itu bukan sebagai pemisah tetapi sebagai pemersatu NKRI. Dimana berdasarkan wilyah daratan memang berpisah tapi sebenarnya kita disatukan oleh laut. Lalu dengan penyelenggaraan kebijakan Tol Laut ini tersirat harapan agar Indonesia dapat berjaya kembali di sektor kemaritiman dan kelautannya seperti di masa lampau.

Kegiatan MicroSd#2 ini di akhiri dengan foto bersama pembicara dengan seluruh peserta. Semoga acara MicroSd kedepannya dapat lebih interaktif lagi dan lebih banyak peserta yang mengikuti.

Jales viva? Jaya KSK!

%d bloggers like this: