Minggu, 1 Mei 2016 adalah hari di mana saya dan teman-teman KSK (Kelompok Studi Kelautan) DXVI dan kakak-kakak KSK melaksanakan kegiatan KSK Tour ke Pantai Samas yaitu tepatnya di BBAP (Balai Budidaya Air Payau ) Samas yang merupakan tempat budidaya Udang Galah.
Rombongan KSK Tour berangkat dari Fakultas Biologi pada sekitar pukul 13.20 WIB setelah melaksanakan kegiatan CRASH di Ruang BAT dengan materi CRASH yaitu Penyusunan Proposal Penelitian yang Baik dan Benar oleh Muhammad Ali Fikry, serta Teknik Public Speaking oleh Mbak Shinta.
Setelah kegiatan CRASH di kampus, selanjutnya Rombongan KSK Tour berangkat menuju pantai Samas untuk melihat Budidaya Udang Galah. Perjalanan menuju Pantai Samas ditempuh Kurang Lebih selama 1 jam dan 30 Menit. Rombongan KSK Tour menuju Pantai Samas dengan menggunakan sepeda motor. Siang-siang, panas, haus, laper belum sarapan, tidak menurunkan semngat Baby Octopus untuk melakukan perjalanan menuju pantai Samas.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya kami sampai di BBAP Samas. Kedatangan kami rupanya disambut hangat oleh Bapak Kunarto dan Pak Aris selaku pengelola tempat Budidaya Udang Galah tersebut. Di sana tedapat suatu ruangan sebagai tempat budidaya udang yaitu ruang steril udang. Sebelum memasuki ruangan tersebut, kami harus menggunakan sepatu khusus dan juga sterilisasi tangan dengan cara dicuci dengan sabun. Dan sebelum memasuki ruangan, sepatu harus direndam dalam air kaporit untuk sterilisasi. Di dalam ruangan budidaya, kami diberikan penjelasan oleh pak Aris, di dalam ruangan tersebut terdapat udang galah yang berumur kurang lebih 30 hari dan siap dilepas pada kolam yang lebih besar. Selain itu, di dalam ruangan tersebut terdapat larva udang galah dan PL atau Pos Larva. Bedanya larva dengan poslarva adalah larva berenang dengan terlentang sedangkan pada poslarva menempel pada dinding kolam pembiakan. Udang-udang tersebut diberi makan berupa pakan alami yaitu sejenis zooplantonk dan pakan buatan yaitu dari campuran telur, susu, dan tepung.
Pemberian pakan udang dilakukan secara rutin yaitu lima kali sehari, serta udang-udang tersebut harus selalu dijaga karena udang galah sangat mudah stress dan akhirnya mati. Jika salah satu udang di kolam tersebut mati atau terjangkit penyakit, maka harus dibuang agar tidak mencemari atau menginfeksi udang-udang yang lain.
Puas berkeliling di tempat budidaya, selanjutnya kami melaksanakan ibadah sholat Ashar dan berencana untuk main-main ke pantai. Tetapi karena beberapa pertimbangan seperti harus membayar jika mau memasuki pantai dan karena hari yang sudah sore dan keadaan cuaca mendung, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke Jogja dengan berat hati.
Sungguh pengalaman yang luar biasa!!!
Oleh : Galang Riswi Dyatama/DXVI